Mencoba mengingat kembali kehidupan di tahun 2011, untuk
mengevaluasi diri atas sikap dan perilaku di tahun yang baru saja terlewat.
·
2011,
mulai tidak bersamanya Ara bersamaku di Kalimantan Timur. Sedih sih
meninggalkannya. Tapi aku yakin Ara berada di bawah pengasuhan yang tepat.
·
Dalam
setahun bisa pulang 4 kali ke Bogor. melihat, bermain, bercanda dengan ketiga
buah hati adalah hal terindah yang pernah kumiliki. Aku bangga anak-anak
memanggilku dengan sebutan Mama atau bunda. Rasanya seperti berada diatas angin
ketika suara-suara dan teriakan anak-anak meneriakkan kata “mama” atau “bunda”
·
Si
sulung, Nadia lulus dengan prestasi memuaskan dimataku. Betapa tidak hasil UN
nya rata-rata 9. Sementara ketika aku di usianya hihihi..jangan tanya nilainya
berapa dah…masih bisa lulus aja sudah bagus…hahaha.
·
Abie,
putra keduaku ..tiba-tiba mengejutkan aku dengan proses belajarnya di
Pesantren. Ia mampu mengikuti dan mengejar ketertinggalannya mempelajari
huruf-huruf al-quran. Dalam 2 bulan sudah bisa membaca Al-quran dengan tartil.
·
Ara,
putri bungsuku yang menggemaskan itu, saatnya berhenti dari aneka lomba yang
biasanya ku ikuti ketika usianya masih 0 bulan sampai usia 2 tahun. Buatku
cukup sudah ia memberikan kebanggaan untukku. Dengan 5 kejuaran yang di ikuti
ia mengumpulkan beberapa piagam penghargaan atas prestasinya. Konsentrasiku
saat ini adalah mencari pemasukkan untuk membiayai pendidikan Ara dan
kakak-kakaknya.
·
2011,
masih banyak kurasakan kepedihan. Namun dibalik rasa pedih itu banyak sudah
kebahagiaan yang kuterima. Papanya anak-anak mulai berbaik hati menyapa
anak-anakku. Betapa indahnya jalinan silahturahim orang tua terhadap anaknya.
Karena kelak anak-anaklah yang akan membawa orang tua di Jannah-Nya.
·
2011,
untuk pekerjaan masih stabil dan pastinya rejeki juga stabil-stabil aja. Tidak
kurang dan tidak lebih. Namun jelang akhir tahun di hadapkan pada posisi yang
membuatku terpojokkan. Ketika manajemen memposisikan diriku berhadapan di level
supervisor dan di posisi manajemen of conflict, aku harus mengelus dada atas
cemoohan, hinaan, cacian dan makian dari teman sendiri. Yah, mau kubalas dengan
cara apa lagi. Secara mungkin ini memang sudah takdirku. Urusan pekerjaan
dikaitkan dengan status yang kusandang. Aku kuatkan dan tegarkan hati, meski
pedih buat aku jalani. Apalagi kata-kata makian itu terlontar melalui jejaring
social. Dan sebagian teman membenarkan makian dan hinaan itu. Aku hanya bisa
berdoa dalam hati, semoga yang memakiku dengan kata-katanya dimaafkan oleh-Nya.
Dan diberi keluasan hati memaafkan aku , jika memang selama mengenalku, aku
pernah berbuat ketidakbaikan padanya.
·
Akhir
tahun 2011, kututup perjalanan kehidupan dengan mengadakan perjalanan menuju
Pulau Maratua, Kalimantan Timur.berharap tahun mendatang kebaikan serta
kelimpahan rejeki selalu bersamaku dan anak-anakku.
Berau, 02012012
16.10 Wita
Berau, 02012012
16.10 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar