Rabu, 26 Mei 2010

Bahagiaku, kebahagiaannya...


Ketika untuk pertama kalinya aku kembali ke kota Hujan setelah 3 bulan lamanya berada di Kota Tepian, Samarinda. Kerinduanku pada Kakak dan adik (kedua anakku ) tak tertahankan. pukul 19.20 wib pesawat Lion yang kutumpangi mendarat di Bandara Soekarno Hatta. setelah mengambil bagasi aku bergegas keluar dan kutemui sosok Ibu, adikku dan Teh Wiwin yang telah 1 jam menantiku di pintu keluar.

Teh Wiwin segera menyongsong Mahara untuk digendongnya..Yah..Mahara sudah menjadi bagian dari kehidupan keluarga kecil Teh Wiwin. Buatku Teh Wiwin sudah seperti Mama angkatnya.

Kami pun bergegas menuju Bis Damri yang membawaku kembali menikmati kemacetan dan gemerlapnya kota Jakarta diperjalanan sebelum tiba di Bogor.

Dering sms bolak balik terdengar dalam perjalanan. Habib sms terus menanyakan keadaanku. apakah sudah mendarat, terus kenapa lama sampai rumahnya..belum lagi kalimat-kalimat smsnya selalu bilang kangen dengan Mahara, si adik bungsu yang sangat di sayanginya. Kubalas sms Abie dengan menelponnya. Menyabarkan dan menenangkan hatinya bahwa aku sedang dalam perjalanan. Kalau sudah begini, aku seperti merasa hidupku sangat berarti bagi anak-anakku. Merasa bahwa adanya keterbatasan dan kemampuanku ternyata berarti sangat besar buat buah hatiku.

Padahal sering kali aku merasa gagal, sering kali aku merasa menjadi manusia yang aneh. yang seolah-olah hanya aku yang mendapat ujian seberat ini...tapi pengertian dari anak-anakku lah telah menyadarkan diriku.

Tak Terasa Bis Damri sudah tiba dipelataran parkir samping Botani Square. Mahara masih tetap dalam gendongannya Teh Wiwin. Teh Wiwin enggan berpindah gendongan meski adikku memaksakan ingin menggendong Mahara juga. Aku pun membiarkan Teh Wiwin memberikan kasih sayangnya pada Mahara. Aku mengerti sekali betapa Mahara ternyata sudah menjadi bagian kehidupannya juga.
Aku tak ingin menyalahkan takdirku, dan Mahara telah membawa kehidupanku yang berbeda. Memberiku banyak arti sabar, ikhlas dan merelakan kebahagiaanku demi orang lain. Karena disini aku telah memiliki kebahagiaanku sendiri bersama malaikat-malaikat kecilku...

Aku menuju counter J-Co. aku ingin membelikan donat buat Habib dan Sya-sya. karena kutahu mereka begitu menyukainya. Selesai membelikan donat aku bergegas mencarter taksi yang kebetulan terparkir di parkiran Botani Square.
Kulihat jam di hp ku sudah menunjukkan pukul 23.15 wib.. ah, pasti kakak dan adik dah tertidur lelap dalam mimpinya, bathinku..

Dalam setengah jam saja taksi sudah sampai didepan rumah...aku pun turun dan terlihat Mahara sudah terlelap kelelahan di dalam pelukan Teh Wiwin, mama angkatnya.
setelah membayar ongkos taksi, ku buka gerbang perlahan agar tidak membangunkan anak-anakku. Akan tetapi ternyata suara tawa anak-anakku masih terdengar dari dalam rumah...waduh ternyata mereka begadang menungguku tiba dirumah

"Assalamu alaikum "

"Waalaikum salam " mereka menjawab kompak dari dalam dan terdengar berebutan membukakan pintu

Benar saja,...ternyata mereka langsung menubrukku...sang kakak memelukku sambil terisak-isak seolah-olah aku ngga pernah bertemu mereka selama bertahun-tahun. Dan Adik pun ngga mau kalah...di ciuminya pipiku dengan gemas..
ah saat itu aku terharu..tenggorokanku tercekat...Ya Tuhan,..betapa berdosanya aku meninggalkan mereka untuk memperjuangkan hidup mereka saat ini..kupeluk mereka satu persatu...kuciumi mereka dengan kebiasaanku yang mencium mereka di kening, pipi kanan dan kiri dan ubun-ubunnya.

Ya Tuhan...dalam 3 bulan saja aku seperti asing melihat kakak dan adik..ah mereka sudah besar. Si sulung yang masih dalam ingatanku dan fhoto-fhoto di FB seperti nampak anak kecil nyatanya setelah aku bertemu sudah menjadi seorang gadis yang cantik. dan tingginya itu ngga nahan..sudah melebihi postur tubuhku...dan sang adik yang kupikir masih seorang pria kecil yang polos nyata-nyatanya sudah menjadi figur yang berbeda.

Setelah acara cipika cipiki, si sulung tiba-tiba masuk kedalam kamar dan membawa sepiring agar-agar merah jambu.
"Buat Mama yang cantik,...aku buat sendiri lho Ma.." serunya sambil menyodorkan sepiring agar-agar. Aku merasa surprise dan tersanjung diperlakukan oleh anakku.

"Mama,...aku juga buat ini untuk mama...!" Ngga disangka Abie yang kupikir masih sangat manja padaku, juga menyodorkan sepiring bakso goreng dan sosis goreng yang ditujukan semuanya untukku..Ternyata, mereka sudah kasak kusuk susah payah memasak dari sore sambil menunggu kedatanganku..

Ya Tuhan...saat itu aku ingin menangis sejadi-jadinya...Tuhan mengirimkan anak-anak yang sempurna untuk menyempurnakan kehidupanku menjadi lebih indah menikmati hari-hari tuaku nanti...

Aku memeluk kedua anakku dengan benar-benar terharu. Tapi tidak ingin kukeluarkan air mata ini di depan mereka. Karena aku tahu mereka tidak suka melihat aku menangis di hadapan mereka...

"Mama bangga punya kalian sebagai anak-anak mama yang tegar dan mandiri" suaraku benar-benar tercekat di tenggorokan.

Ibuku hanya berkaca-kaca melihat kebersamaanku bersama anak-anak. Akhirnya aku dan kedua anakku benar-benar begadang sampai jam 3 pagi. Kakak dan adik berebutan pingin tidur bersamaku. Dan Mahara tidur bersama Mama Wiwin.
Tapi jangankan tidur buat memejamkan mata saja tidak bisa. Aku sibuk mendengarkan kisah-kisah anak-anakku yang berebut ingin bercerita padaku.
Ah benar-benar moment yang tidak mungkin kulupakan ketika kureguk kembali kebahagiaan bersama anak-anak tercintaku.

Ku abadikan pemberian mereka sepiring Agar-agar dan bakso sosis goreng buatan anakku dalam kamera pocketku. Agar kelak ketika mereka dewasa nanti, ku masih berbagi cerita kebahagiaanku mengenang kehidupan masa kecil mereka bersamaku

Palayu, 080510
04.15 wib

Selasa, 25 Mei 2010

Jika cinta telah sirna

Siang yang tersirami air hujan yang menderas di bumi Kalimantan Timur, aku masih disini merenda hari-hariku yang telah lama terserabut dalam kehidupan.

Ketika pada akhirnya aku harus alami semua rasa sakit kembali oleh orang yang pernah kusayangi...tapi entahlah hati sudah mati rasa untuk lagi bercerita dan berkelana.

pada akhirnya tujuan hidupku hanya satu, mencari keridho-anNya untuk menyempurnakan kehidupanku selanjutnya bersama buah hatiku..

Sayup-sayup alunan Ebiet G Ade..menggema diruang kerjaku..mengingatkan kalimat bijaknya
"Ternyata mengagungkan cinta, harus ditebus dengan luka lara. Tetapi akan tetap kuhayati, hikmah sakit hati ini ...telah kau sempurnakan kekejamanmu"

hm...seperti kehidupanku yang sering kali mengalami rasa sakit disakiti oleh orang lain...tapi apa dayaku. aku tak sempurna untuk membenci orang lain..yang bisa kulakukan adalah berharap tangan-Nya yang mampu memberikan hidayah-Nya

Tuhan,...beri aku sabar dan memaafkannya
ketika semuanya harus terjadi
aku rela dan ikhlas untuk melepasnya

Kledang Mas Baru, 260510
16.00 Witeng


Jumat, 21 Mei 2010

Liburan bersama Habib & Dya

Dengan terkantuk-kantuk Abie berhasil kubangunkan dari tidur indahnya malam itu. Tertatih-tatih Abie bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi di ujung kamar. Yah…hari ini kami berencana jalan keluar kota…menikmati liburan bersama tanpa ada batasan waktu..

Jauh-jauh hari kujadwalkan hariku untuk satu hari bersama Abie, pangeran kecil yang selalu lincah kemana-mana. Jadi, inilah di hari Sabtu tanggal 04 July 2009 yang masih dingin…dengan satu kecupan di kening Abie, Abie mulai mengingat jadwal liburannya bersamaku..

Tidak berapa lama, aku, Mahara, Abie dan Tri ( Adikku ) sudah bersiap-siap menuju mobil yang memang sengaja kusewa untuk mengantar kami menuju tempat wisata di daerah Bandung. Tepatnya wisata air panas Sari Ateur Subang Jawa Barat…

Namun sebelum ke Subang…aku meminta supir menjemput Mbak Icha ( salah satu sahabatku ) dan Dya ( putri sulungnya yang manis ) didaerah Cilandak.

Berhubung supir yang kusewa adalah orang asli Bogor… kami bener-bener kesulitan menguasai wilayah Cilandak – Jakarta selatan. Aku yang terbiasa ke Jakarta hanya tahu daerah Jakarta Timur dan sekitarnya…dan seringkali kalau ada undangan untuk pertemuan di daerah Jakarta Selatan pastinya aku akan menjadi Mrs. Nyasar…hihihi

Jadilah kami muter-muter daerah Cilandak. Janjinya kami bertemu dengan Mbak Icha di Cilandak Mall pada pukul 07.30 wib. Padahal Mbak Icha pun sudah kasih ancar-ancar untuk keluar dari Tol Mampang dan langsung belok kekiri… Lha ini supir langsung bablas meluncur lurus menuju arah Lebak Bulus. Jadilah bener-bener kami terlewat sampai putaran Lebak Bulus.

Karena tak tahan dengan nyasarnya..akhirnya kusuruh supir buat bertanya pada seseorang yang sedang menunggu bis di halte…

Dengan susah payah pada akhirnya supir berhasil menemukan Cilandak Mall. Aku terkikik kikik sendiri…entah berapa kali sudah aku sering ke mall ini ..tapi selalu tersesat dan tersesat di daerah yang tidak kukenal dengan baik. Maklumlah faktor usia menentukan juga rupanya kalau dalam urusan mencari alamat atau satu daerah.

Ketika kuceritakan sesatnya aku pada Mbak Icha..Sahabatku yang satu ini tertawa panjang. Heheh…kapan lagi nyasar kalo ngga kek gini kali ya heheh..

Singkat kata, perjalanan kami ke Subang ditempuh dengan waktu kurang lebih 4 jam lamanya. Mulai terlihat kejenuhan Abie yang entah sudah berapa kali meminjam Handphone hanya untuk bermain game.

“ Ma…kapan sih sampainya ?” tanyanya yang entah sudah berapa kali ia tanyakan dengan kalimat yang sama.

“Sabar sayang…bentar lagi juga sampai kok…Abie bobo aja dulu seperti Dya tuh “ kutunjuk Dya yang sedang tertidur pulas di tempat duduk belakang.

“ Ma,..Abie dah ngga sabar pingin berenang…? Di Sari Ateur itu enak gga sih Ma..enak mana dengan The Jungle ?”

“ Di Sari Ateur lebih enak Bie…airnya kan air belerang yang panas… yang kalau setiap pagi Abie juga kan mandinya dengan air hangat ..!”

“ Bener Ma…? Seperti yang waktu itu kita ke Garut ya ?” tanyanya lagi

Aku mengangguk pelan.

“ Asyik…Abie boleh lama-lama kan Ma berenangnya ?”

“ Eit..kok mesti lama Bie..yang di Sari Ateur ini kan airnya air belerang Bie..nanti kulit Abie keriput semua seperti kakek-kakek lho”

Abie hanya diem mendengar penjelasanku

Tak lama tibalah kami di Ciateur, Subang. Sabtu pagi itu suasana cukup cerah. Dengan banyaknya pengunjung menghabiskan sisa liburan sekolah di Ciateur aku pun bersama rombongan mencari tempat yang nyaman buat beristirahat.

Abie dan Dya bergegas melepas sepatu dan sandalnya dan segera mencelupkan kaki kecil mereka ke kolam air panas yang dangkal.

Kulihat tawa mereka begitu lepas khas anak-anak seusia mereka yang begitu senangnya menikmati liburannya kali ini.

Ah semoga masih kumiliki tawa Habib di dalam kehidupanku selanjutnya

Palayu, 04 July 2009

21.05 wib