Rabu, 11 Agustus 2010

Menggapai Bintang

Malam itu, tanggal 01 Agustus 2010 adalah jadwal pengumuman pemenang lomba fhoto balita yang diadakan salah Event Organizer area Kalimantan Timur. Acaranya sendiri di umumkan pada malam hari di sebuah hotel berbintang 5 di Samarinda.

Sejak dari sore aku sudah mendandani Mahara, dan sesekali kuajak bercanda dan ia begitu riangnya seolah Mahara tahu kalau malam ini aku akan membawanya jalan kembali. Ah, Mahara ini ngga kenal lelah kali ya..padahal sehari sebelumnya baru kembali dari Pulau Jawa menengok sang Kakak..sekarang bahkan dah kegirangan begitu ku kenakan baju baru di badannya.

Seperti biasa, aku hanya berdua dengan Maharani menuju acara lomba. Semula teman kantorku bersedia mengantarkan, namun karena kendaraan masih berada di lokasi dan sedang adanya loading coal mau tidak mau aku melarang temanku untuk tidak mengantar.

Aku bisa minta tolong tukang ojek langganan yang berada di komplek perumahan aku tinggal, pikirku. Akhirnya dengan diantar Pak Iwan, pria setengah baya yang biasanya menjadi langgananku kemudian mengantar Aku dan Maharani ke Swissbelhotel Borneo yang berada di pusat kota Samarinda.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu Indonesia bagian tengah ketika aku tiba di lokasi. Acaranya pun belum dimulai..menurut panitia, acaranya baru dimulai pada pukul 20.00 nanti..aku pun mencari tempat duduk untuk kenyamananku menyaksikan acara.

Saat mencari tempat duduk itulah aku bertemu kembali dengan Mama Nayoga, orang tua salah satu peserta di acara lomba fhoto sebelumnya. Dan Mama Nayoga rupanya mengikutsertakan kakaknya Nayo untuk acara lomba fhoto model anak-anak.

ah senangnya berjumpa kembali dengan Ibu dua anak ini, Mama Nayo inilah yang memberi tahu aku ketika Maharaniku juara ketiga di acara lomba fhoto sebulan sebelumnya..kami saling mengobrol akhirnya..dan berjanji saling memberikan informasi lomba jika memang diadakan lomba fhoto lagi di Samarinda...

Di acara itu pun aku bertemu kembali dengan Karin...seorang gadis mungil berusia 4 tahun yang begitu atraktif dengan kamera. Aku pernah bertemu Karin di suatu studio di Samarinda ketika aku juga melakukan pemotretan untuk Mahara. Karin, anak yang patut ku acungi jempol. Ia belajar otodidak bergaya di depan kamera. Dengan wajahnya yang mungil dan tirus disertai lesung pipi di sebelah kiri menampilkan sosoknya bak foto model cilik.

Aku menebak, pastinya Karin akan menjuarai di acara lomba fhoto ini. Aku pun akhirnya mengobrol juga dengan Mama Karin. Seperti biasa kami juga akhirnya tukar menukar no Hp untuk kelak saling memberikan informasi. Maklum, kota Samarinda ini tak sebesar Jakarta. Kota ini meski termasuk ibukotanya Kalimantan Timur tapi tidak se-glamour kota Metropolitan Jakarta.

Pukul 20.00 Witeng, Acara dimulai, acara di isi dengan parade fhoto model yang menampilkan keindahan pesona batik dalam gaun pesta. Cakep-cakep sih..apalagi ada peserta anak-anak juga..mereka tampil dengan gemerlapnya dan segala keunikan dandanan mereka...salut aku liatnya..kok anak-anak itu betah ya dengan make up yang terkesan di paksakan untuk anak seusia mereka...

Untungnya Mahara hanya ku ikutkan lomba fhoto..itu pun fhotonya sudah dilakukan sebelumnya di studio. Dan setiap aku membawa Mahara fhoto, tidak pernah kudandani dengan bedak-bedak atau blush on dimukanya...aku suka dengan wajahnya Maharani yang alami dan membiarkan ekspresi kanak-kanaknya muncul...

Sepertinya hal yang biasa dilakukan setiap mengikuti acara lomba fhoto di Samarinda ini ya. Panitia mewajibkan peserta lomba fhoto tetap naik ke atas panggung untuk berparade. waduh, ngga kebayang olehku harus berlenggak lenggok menemani Mahara di atas panggung...hihihi..tapi ya karena diwajibkan mau tidak mau deh naiknya juga akhirnya..

Mahara dengan sigapnya menarik tanganku menaiki tangga dan bolak balik dia berekspresi kegirangan mengikuti irama musik yang hip hop..Aku kewalahan mengikuti laju larinya Mahara diatas panggung..akhirnya kubiarkan ia sendiri berjalan ketengah-tengah mendekati juri. Rupanya saat itulah penjurian mulai. Penilaian pemenang tidak di lihat dari fhoto yang diterima oleh Juri. Tapi diperlukan juga ekpresi dari masing-masing peserta ketika berada di atas pentas..

Hanya 5 menit waktu yang diberikan panitia untuk peserta lomba berparade di atas panggung, aku pun bergegas membawa Mahara turun. Tapi Mahara menolak dan berlari lagi keatas panggung. Oleh MC akhirnya dibawa ikut juga menemani mba MC nya cuap-cuap di panggung sementara aku dibibir panggung hanya bisa senyum kecil menyaksikannya...

selang 2 jam pengumuman, hasil lomba di umumkan. Maharani sudah tertidur dengan lelapnya. Semula aku bergegas ingin segera pulang karena sudah terlalu malam untuk Mahara. Lagi-lagi Mama Nayo melarangku..Dia bilang.."Ayo Mama Sheva, ditunggu aja, siapa tahu kali ini Sheva juara 1"

Mama Karin pun ikut mensupportku;"Iya mama Sheva, kliatan kok Sheva pasti dapat juara. Muka Sheva mengingatkan saya akan Karin ketika usia Sheva. Lucu dan menggemaskan" jawabnya sambil mencubit pipi Mahara.

Aku pun akhirnya menunggu hasil pengumuman. Menang atau tidak bukan tujuan aku membawa Mahara mengikuti lomba-lomba seperti ini. Aku ingin Maharani lebih percaya diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sama halnya ketika aku memotivasi anak-anakku yang lain.

Dengan terkantuk-kantuk dan sambil menggendong Maharani aku pun duduk kembali ke tempatku. Tidak lama hasil lomba di umumkan dengan dibacakannya juara 3 terlebih dahulu untuk kategori Lomba Fhoto Balita Diva dan Divo tahun 2010 kategori Best Action...

Sayup-sayup kudengar suara MC menyebut dan memanggil Nasheva Maharani..aku bukannya kegirangan malah bengong dan kutanya Mama Nayoga yang duduk disebelahku

"Mama Nayo..itu bener ya tadi nama Sheva dipanggil ?"
"iya Mama Sheva..tuh kan apa kata saya bilang, Sheva juara tuh"
"Masa sih" itu jawaban pertama ku yang keluar dari mulutku
"iya mama Sheva...Sheva juara 1 kategori Best Action kok"

hihihi aku cuma nyengir aja..bingung meng-ekspresikan kemenangan ini. Secara aku cuma berdua dengan Mahara. Dan Mahara masih dalam buaianku. Tidak adak teriakan yang keluar dari mulutku...hanya "alhamdulillah" yang bisa kupanjatkan pada sang Pencipta.

Saat menerima Piala kemenangan pun aku masih tidak percaya Maharani juara 1..dan syndrome demam panggung pun mulai nyebar. Perut mules-mules dan telapak tangan pada dingin...hihihi..nervous dah pasti hahaha..maklum emak-emak yang rada kuper idupnya ketika masih kecil dulu...ngga pernah mendapatkan kejuaraan apapun hehehe..
Makanya beberapa kali Mahara ikut lomba ngga pernah hadir jika hasil pengumumannya diumumkan hihihi..khawatir syndrome ini kelamaan bersarang wekekekek.

Malam itu kelelahan pun terbayarkan..aku tetap memilih pulang bersama tukang ojek ketimbang menerima tawaran Mama Nayo yang hendak mengantarkanku kembali ke rum
ahku di Samarinda Sebrang, Karena selalu aku berprinsip tidak ingin menyusahkan orang lain selama aku masih mampu melakukan semua.

Oh ya Nayoga pun mendapat juara pertama untuk kategori Fhoto model anak-Pria dan Karin mendapat Juara Umum alias mendapat gelar Diva Cilik of The Year 2010..

Setidaknya keberadaanku diSamarinda ini aku masih bisa membagi waktu aku mengantar Mahara di event-event lomba dan bisa membagi waktu antara pekerjaan serta menjadi Ibu rumah tangga biasa.

Meski ada kepedihan karena aku tidak sempat mengabadikan moment berharganya Mahara ini melalui kamera saku yang biasanya kubawa...tapi Mahara telah kembali membuatku bangga memilikinya...Terima kasih ya Allah...Terima kasih Bintang kecilku...Muach..muach...

Kledang Mas Baru, 010810
00.30 witeng

Pangeran kecil..

Perjalanan melelahkan Balikpapan - Samarinda kutempuh dalam waktu 3 jam selepas kepulanganku dari Bogor menengok dan mengurusi kebutuhan Habib putra keduaku yang terkena DBD untuk kedua kalinya.Yang terpaksa membutuhkan perawatan dan penanganan dirumah sakit akibat penyakit yang di deritanya..

Mahara seperti biasa jika berada di kampung halamannya di kota Hujan sudah banyak yang antre-antre buat menerima dengan tangan terbuka kehadirannya..ya selama berada di Bogor, Mama Wiwin bersedia dijadikan mama keduanya sementara aku sibuk menjaga Habib di rumah sakit. Sementara ada si sulung juga yang harus ku kontrol pelajaran sekolahnya. Apalagi Kak Ersya juga begitu manjanya melihat kehadiranku. Bahkan ia rela tiap hari menginap dirumah sakit asal bertemu aku dan menemani sang adik..

ah, tapi aku tidak ingin Ersya lelah karena ikut menjaga adiknya..jadi hanya 2 hari saja kuperkenankan ia bertugas berjaga bersamaku di rumah sakit. Seminggu dirumah sakit banyak kejadian unik, entah itu perasaan yang membuatku terharu biru ketika menyaksikan seorang ayah muda yang sedang mengadzankan putri sulungnya sambil berlinang airmata..serasa teringat 2 anakku hanya aku yang meng-adzankan mereka dikarenakan sang papa sedang bertugas di luar jawa ketika itu..
Hari-hariku di rumah sakit memberi pemahaman banyak buatku. setidaknya saat itulah aku merasa dekat dengan ketiga anak-anakku. Aku membutuhkan mereka disaat ketegaranku di bawah nol dan ada semangat mereka yang membangkitkan jiwaku bahwasanya mereka butuh aku untuk mendampingi mereka kelak menuju mimpi mimpi mereka.

Saat menjaga Habib, ada hal lucu sekali setiap kuberi sesendok sari kurma buat menambah trombositnya...selalu ia berceloteh :"Maaaaa...abie ngga suka sari kurma...itu kecap ma bukan sari kurmaaaa" atau setiap suhu badannya di cek melalui termometer oleh suster jaga yang menaruh termometer tersebut diketiaknya, maka begitu suster perawatnya keluar ruangan Habib buru-buru mencabut termometernya..

ketika ketahuan olehku, kutanya alasannya

"pssstttt...ma..biar perawatnya ngira panas Abie dah turun ma...abis Abie ngga mau dikasih obat mulu..dan harus tiap hari di ambil darahnya...sakit Ma.." jawab Habib dengan cueknya..

oalah Naks..jadi itu ya alasannya kamu mencabut termometer..bahkan pernah sekali kulihat ia malah mencelupkan termometernya ke air..hihihi..
"padahal ngga ngaruh juga kali Bie...kalau badan panas kamu tetap tinggi tetep perawatnya tahu kalau Habib demam," kataku. Habib cuma nyengir-nyengir kuda mendengar jawabanku...meski sakit tetep aja kejahilannya kumat..

8 hari aku menemani Habib dirumah sakit hingga kesembuhannya membuatku semangat kembali bertugas ke Kalimantan. Setidaknya aku agak merasa lega hati begitu Habib bisa keluar dari rumah sakit. Lelah berhari-hari menjaganya terbayarkan dengan melihat senyum riangnya meninggalkan rumah sakit.

Meski masih pucat, ia tampak riang dan Habib bilang "Mama, kapan balik kekalimantan lagi ?"
"Nanti, kalau Habib benar-benar sudah sehat ya"
"Abie dah sehat kok Ma..kalau besok Mama mau pulang kesana..pulang aja..Abie ngga papa kok..Abie kan tahu Mama Kerja buat ngumpulin uang untuk biaya Habib dan kakak sekolah ya"

deggg....hmmm...rasaku galau ketika Abie dengan entengnya bicara seperti itu..Aku hanya tercekat dan mengangguk pelan...
pengertian Habib padaku luar biasa. Di pra remaja ia mampu meng-ekspresikan perasaan hatinya dengan kedewasaan yang ia tampilkan di depanku...

Ya Rabb,..terima kasih Engkau titipkan pangeran kecil ini untuk mengingatkanku, menyentil keegoisanku dengan celoteh-celotehnya

Habib dan Kak Nadia...terima kasih kalian telah menjadikan Mama lebih berarti di kehidupan mama...

Samarinda Sebrang, 310710
01.05


Senin, 12 Juli 2010

Ya Allah, Hari ini Engkau tambahkan usiaku
Entah berapa usia lagi yang kelak Engkau perkenankan bagiku

Ya rabb, Rasa syukur Dan terima kasihku tak terhingga
Engkau telah memberiku waktu setahun Hari-Hari yang luar biasa yang pernah Engkau berikan padaku.
Limpahan kasih sayang Dan rahmat-Mu yang tidak berkesudahan,
Selalu indah setiap kutarik hembusan nafasku di pagi Hari.

Ya rabb, terima kasih atas jalan yang telah Engkau lapangkan
Pintu rezeki anak-anakku melalui tanganku yang telah Engkau bukakan agar aku tetap teguh Dan tegar menghadapi kehidupan ini

Engkau beri aku ujian, agar dapat kuterima semua pembelajaran
Engkau bukakan mataku walau pun semua yang pernah kualami adalah kepahitan
Akan tetapi rancangan-Mu selalu yang terbaik Dan indah pada waktunya nanti

Pembelajaran yang kuterima dari-Mu bahwa semua yang Ada didunia ini hanya semata milik-Mu. Kelak jika waktunya tiba Engkau akan mengambilnya kembali Dan menggantinya dengan yang lebih baik..

Ajarkan aku selalu untuk tidak meminta apa yang pernah hilang
Ajari aku untuk mempercayai bahwa apa yang Engkau beri adalah yang terbaik
Ajari aku untuk selalu bertutur kata yang baik
Ajari aku untuk tidak menyakiti perasaan orang lain yang mengenal Dan menyayangiku
Ya Allah, senantiasa aku meminta Engkau memberiku kesempatan untuk selalu berbuat baik terhadap semua orang
Selalu ajari aku untuk tidak mengeluh pada makhluk ciptaan-Mu.
Karena kutahu hanya Engkau yang Maha Mendengar Dan Maha Mengetahui keluhanku yang tersembunyi...

Ajari aku untuk selalu bersabar atas semua ujian yang Engkau uji untukku
Ajari aku keikhlasan melepaskan sesuatu yang bukan milikku lagi, Dan….
Ajari aku untuk tetap selalu berjalan dalam koridor-Mu, berpegang teguh pada Agama-Mu

Teruntuk ketiga buah hatiku, Nadia Ersya Oktaviani, Nizar Habib Dan Nasheva Maharani. Kutitipkan jiwa mereka pada-Mu. Aku bukanlah ibu yang sempurna tapi aku berusaha menyempurnakan hidupku dengan segala keterbatasanku, kemampuanku menyayangi Dan membimbing mereka

Jadikan anak-anakku selalu dalam bimbingan-Mu ya Rabb
Mereka hadir dalam kehidupanku adalah karena kuasa-Mu
Izinkan aku menjadi seorang Ibu yang kelak membuat mereka bangga memiliki aku...

Terima kasih Ya Allah...Karunia-Mu untukku Maha luas...semoga aku masih dapat diperkenankan membawa anak-anakku pada kebahagiaannya kelak

Kabulkanlah ya Allah, DOA-DOA tulus dari sahabat yang mendoakan kebaikan untukku di Hari ini.
Beri mereka kemudahan Dan selalu dilapangkan segala urusan mereka Ya rabb

Amin..amin ya robbal alamin...

Kledang Mas Baru, 12 Juli 2010
19.57 wita
12 Juli 1974 – 12 Juli 2010

Minggu, 04 Juli 2010

Maharani ..My Maharani...


Keberadaanku di hari kedua di Balikpapan sebenarnya hanya bertemu dengan salah satu teman menyiratkan satu teman. Tak perlu waktu berlama-lama berada di Balikpapan, aku memutuskan kembali ke Samarinda pada pukul 01.00 Wita dikarenakan fhoto Mahara masuk sebagai salah satu finalis pada lomba fhoto session kategori Balita yang di adakan oleh salah satu Event organizer di Samarinda.

Acaranya sendiri sudah terlalu sore kalo boleh dibilang begitu..dikarenakan penjurian sessi photo dilakukan pada pukul 5 sore oleh salah satu artis sinetron ibu kota yang saat ini memiliki agency sendiri di Jakarta.

Awalnya aku sudah spechless..penyakit minderku yang kesekian mulai kumat...dikarenakan keberadaanku di bumi borneo ini hanyalah sendirian...sementara disekitarku..para orang tua yang sibuk mengantar putra putrinya begitu riuh dan ramainya membawa rombongan..ada sang nenek, adik, kakak, baby sitter selain kedua orang tuanya..

sedangkan aku..aku hanya berdua dengan Maharaniku yang masih tertidur pulas dalam gendonganku. Belum lagi saratnya barang bawaan yang kubawa ketika dari Balikpapan.. alhasil aku bener-bener lelah sore tadi...tapi aku ngga kehilangan akal..dengan pura-pura belanja di salah satu supermarket ku titipkan tasku yang penuh dengan perbekalan Mahara di counter penitipan. Dan keluar dari supermarket langsung menuju daftar tunggu.

Namun kelelahan ini berusaha aku tepis dengan tetap bersabar menanti Mahara bangun dan menunggu namanya di panggil untuk sessi wawancara dengan pihak juri.
Tepat jam 6 sore, Nasheva Maharani terpanggil sebagai peserta pertama untuk di wawancara. Dan untung saja Mahara sudah terbangun dari tidurnya sehingga ia masih bisa memberikan senyumannya pada juri yang melihat 2 fhoto Mahara yang sudah diserahkan pada 1 minggu sebelumnya...

Sang Juri yang cantik seorang artis sinetron, Arzeti Bilbina..terkesan dengan ekspresi Maharaniku yang spontan memberikan senyum lesungnya. Dan langsung mencium tangan Arzeti untuk di tempelkan di pipinya yang gembil...Juri pun tersenyum dan langsung mengelus-elus tangan Maharaniku dengan gemasnya...

Ah,..senangnya perasaanku saat itu..setidaknya Maharaniku menarik perhatian juri untuk segera memberinya nilai plus..
Setelah sesi wawancara selesai aku pun bergegas ke sudut mencari bangku kosong, mengajak Mahara bercanda...karena kulihat ia mulai gelisah..mungkin tidak nyaman dengan terlalu banyaknya orang-orang disekitarnya...Yang ada Mahara maunya turun dan berlari-lari di seputaran area lomba...aku pun mengikuti lajunya Mahara kemana ia pergi...

Kalau dibilang lelah..sudah pasti lelah...anak seusia Mahara adalah moment dimana ia berproses menjadi balita. Dan ia tidak ingin lagi disebut bayi mungil lagi..karenanya aku dengan sabar mengikuti arah kemana ia berlari-lari

Sesi wawancara selesai bagi seluruh peserta lomba fhoto Session. Dan pengumuman hasil lomba oleh MC diadakan di salah satu hotel di daerah Lembuswana pada pukul 09.00 wita malam di hari yang sama. Aku terhenyak...ah rasanya terlalu malam buat aku membawa Maharaniku ke hotel tersebut dengan kondisi dia saat ini..saat itu juga aku memutuskan untuk pulang kerumah saja.

Dan kuberikan tiket masuk untuk acara Grand Final di hotel tersebut (Grand Victoria Hotel Lantai 7) pada salah orangtua yang anaknya memang mengikuti lomba yang sama.

Sebut saja Mama Nayo..Nayo seorang bocah usia 4 tahun. Ganteng dan charming. Sang bunda Nayo juga sudah membujukku untuk ikut menyaksikan hasil grand final..tapi aku dah terlalu lelah dan capek jika harus pindah lokasi lagi..apalagi otomatis aku harus pulang sendiri kerumahku yang lumayan ditempuh setengah jam perjalanan..di satu sisi Bunda Nayo juga menawarkan tumpangan padaku jika aku kemalaman ketika pulangnya...lagi-lagi kutepis tawaran ibu baik itu..karena aku tidak ingin merepotkan orang lain disini.

Kuberikan tiket pada Mama Nayo sambil kupesankan..hasil final siapapun pemenangnya tolong dikabarkan melalui no selularku. Kami pun bertukar no telp. Dan aku bergegas mengambil kembali barang bawaanku yang kutitipkan pada supermarket di salah satu mall tersebut

Aku pun pulang membawa Mahara dengan ojek...dan sampai rumah langsung sama-sama terkapar tak berdaya...Mahara hanya bermain-main sejenak itupu hanya mengaduk-aduk barang bawaan tadi sore.

Sesudahnya ia terbaring terlelap di sebelahku. Selang pada pukul 9.30 wita, aku di sms oleh Bunda Nayo mengabarkan kalau nama Nasheva Maharani sudah disebutkan tadi sebagai juara ketiga lomba fhoto session kategori Balita usia1-3 tahun.

Aku mengucap syukur alhamdulillah...ternyata Maharaniku dapat bersaing pula di kota Borneo ini. dan ini lomba yang ketiga kalinya yang tidak pernah bisa di hadiri Mahara ketika namanya disebutkan sebagai pemenang...

Ya..aku terlalu spechless duluan dengan pesertanya...tidak yakin akan kemampuan Maharaniku yang memang sudah memiliki karakter fhotogenic...

Sedikit catatan lomba yang beberapa kali di menangkan Mahara tapi Mahara tidak hadir saat di umumkan namanya
Pertama : ketika bulan Januari 2010, niatku hanya untuk memiliki fhoto Mahara yang ku jepret disalah satu fhoto studio disebuah Mall Jakarta Utara (Mal Artha Gading). Dan aku tidak pernah tau jika fhoto Mahara ternyata dipakai untuk dilombakan.

Bulan Februari 2010 aku memutuskan hijrah ke bumi Batubara, Kaltim membawa serta Maharaniku dan sempat terlupakan masalah lomba-lomba. Aku fokus akan pekerjaanku dan Mahara yang setia menemani hari-hariku.
Ternyata pada Bulan April, 2010. Aku ditelp salah satu staff dari fhoto studio tersebut meminta izinku menggunakan pose Mahara untuk dijadikan dan di perbesar fhotonya sebagai contoh fhoto studionya ( fhoto Mahara berbicara dengan centong) aku pun mengiyakan dan selang beberapa hari ternyata pengumuman Mahara menjadi juara pun tiba di telingaku. Mahara juara Harapan II di acara fhoto studio tersebut. Dan lagi-lagi aku terlambat mengetahuinya dan hadiahnya pun hanya bisa dikirimkan melalui pos

Kedua : adalah ketika saat aku mendapatkan cuti selama 2 minggu, tak terelakkan lagi kupakai hari-hari liburanku di Bogor dengan sibuk mencari informasi lomba diseputaran Jabodetabek Ngebet banget ya...hihi tapi semuanya itu kulakukan hanya iseng-iseng semata..agar kelak Mahara punya rasa percaya diri yang tinggi ( tapi kenapa malah emaknya yang ngga pede ya hehehe)

Saat singgah disalah satu supermarket terbesar di wilayah Jakarta Timur ( lagi-lagi supermarket mulu ya hihhi) mataku bersirobok dengan salah satu brosur produk botol susu dimana tertera disitu beberapa aneka lomba untuk Balita. Aku pun merujuk salah satu lomba untuk Maharani ku daftarkan. Lomba Fhoto dan lomba balita sehat untuk produk tersebut.
Acaranya sendiri di gelar di salah satu mall terbesar di Jakarta yang berada di bilangan Utara. Mall of Indonesia, semenjak aku tinggal di kaltim otomatis keseharianku berubah. Aku sudah jarang tau mall yang berada di sekitaran Jakarta. Jadi pantaslah ya ketika hanya mencari mall tersebut saja aku sudah muter-muter nyasar ngga karu-karuan di area mall tersebut.

Ragu-ragu memasuki mall tersebut yang untuk pertama kalinya ku masuki. Aku melihat beberapa rombongan para orang tua yang mengantarkan anak-anaknya mengikuti lomba. Mereka antusias menemani buah hati mereka. Aku ditemani Ibuku, Mama Angkat Mahara, 2 adikku dan Habib anak keduaku membantu memberikan supportnya buat Maharani
Mahara mendapat nomer antrian 64,..sebuah angka yang cukup lama menanti diantara 400 peserta lomba balita sehat sejabodetabek..prosesnya penjuriannya pun berbeda dari lomba lomba sebelumnya yang pernah di ikuti Mahara.

awalnya Balita ditimbang berat badan dan tinggi badannya satu persatu. Dan sesudahnya balita akan diperiksa oleh salah satu dokter anak di area lomba tersebut. Maharani dengan sabarnya menunggu namanya di panggil. Dan ketika nama Nasheva Maharani dipanggil aku pun bergegas menuju pemeriksaan oleh dokternya. Sang dokter bertanya perkembangan 3 bulan terakhirnya Mahara. Kujelaskan apa adanya kalau Maharaniku ini sehat-sehat saja selama ini.

Sesudah pemeriksaan aku pun bertanya pada panitia...kira kira kapan hasil pengumumannya di umumkan. Dari panitia di dapat informasi kalau pengumumannya baru ada pada pukul 4 sore. ah lagi-lagi aku dimentahkan dengan menunggu adalah suatu pekerjaan yang menjengkelkan. sedangkan saat itu baru jam 11 siang. Bagaimana bisa aku menunggu terlalu lama dengan kondisi area yang penuh balita-balita yang merajuk, menangis dan tertidur.

aku memutuskan pulang ke Bogor siang itu juga. Karena sudah kadung putus harapan juga awalnya dengan bejibunnya peserta balita yang super duper lucu-lucunya dan sehat-sehat pastiya... tak ada terbersit di pikiranku kalau Maharani terpilih juga pada akhirnya

3 hari kemudian baru lah ditelp salah satu kru panitia yang mengabarkan Maharaniku mendapat juara harapan I untuk kategori lomba balita sehat. Dan dimintakannya alamat rumahku yang di Bogor serta no rekening tabunganku. Sempet curiga ketika penelpon itu meminta no rekeningku dengan alasan akan mengirimkan hadiahnya yang berupa uang itu melalui transfer..tapi aku berusaha positif thinking..sempat kualihkan semua dana yang ada ke rekening lain hehee...tapi ngga perlu nunggu lama 2 hari kemudian ketika iseng mengecek saldo...alhamdulillah meski hanya mendapatkan juara harapan I, Maharani mendapatkan piala dan produk botol susu tersebut juga sejumlah rupiah untuk mencukupi pembelian susu kesukaannya sebanyak 5 kaleng ukuran 1 Kg hihihi..
Namun sayangnya Mahara jadi tidak bisa berpose bersama tim juri ketika namanya disebut ya..ah mungkin memang rezekimu bukan disitu ya naks..hehehee

Dan yang ketiga inilah ...yang lagi-lagi hasilnya sama...Maharani mendapat juara tapi tidak bisa hadir menerima pialanya. Apalagi saat ini termasuk lomba pertama yang di ikuti Maharani di Samarinda. Dengan segala kelelahan yang tercipta ...terbayar sudah dengan senyuman dari juri yang mengumumkan Maharaniku sebagai juaranya...

Karena aku sendiri tidak ingin memaksakan Mahara.. jika ia memang sudah terlihat lelah, aku memilih untuk pulang dan tak peduli segala ceremoni penyerahan hadiah. Intinya kan cuma satu, Maharani tetap selalu menjadi juara bagi hatiku juga anak-anakku yang lain..
Mereka semua adalah amanah yang dititipkan-Nya melalui tanganku.

Kledang Mas Baru, 05 July 2010
01.13 wita





Selasa, 22 Juni 2010

Asa yang usai

Hati ini terbakar dan air mata berlinang,

penderitaan berkumpul, sementara kesabaran mulai

berpencar


bagaimana bisa kumiliki hati yang tenang

sementara hati ini mulai risau

dan dikala hatiku mulai sesak

serta jalanku kian terasa sempit

hanya asa pada ampunan-Mulah titianku


Dosaku tampak demikian besar

namun ampunan-Mu Ya rabb, jauh lebih besar



Engkau senantiasa mengampuni dosa hambanya

serta berbaik hati memberi magfirah sebagai anugerah

Andai bukan Kuasa-Mu,

Tak mungkin lagi kumiliki asa ini...

Ya Rabb,.jika ada jalan keluar untukku

anugerahkanlah kepadaku Kebaikan selama hidup ini masih tersisa untukku

Kledang Mas, 220610
23.28 wib


Panah Cinta


Bagi sang pencinta, cukuplah jika Kekasihnya tahu

Bahwa ia sedang berada didepan pintu-Nya..

Jika ia berpaling kepada dunia

Maka hatinya terluka oleh pedihnya panah cinta...


Kaltim, 220610
22.30 wita

5 Wasiat

@ Jika sedang dianiaya orang lain, janganlah membalas menganiaya

@Jika sdg dipuji, jangan terlalu gembira

@Jika dicela..janganlah bersedih..

@Jika didustakan..janganlah marah..

@Jika dikhianati, Jangan membalas mengkhianati..


Peluk cinta buat buah hati

Jumat, 18 Juni 2010

Hari Pertama di Bengkulu

Sejak memutuskan bekerja di Samarinda, Kalimantan Timur. Inilah saat yang kutunggu-kutunggu. Mendapat libur selama 16 hari setelah 3 bulan lamanya berkutat dengan pekerjaanku di sebuah perusahaan eksplorasi batubara.

Cuti Hari pertama, Jumat, 28 Mei 2010

Satu hari sebelum memutuskan berangkat ke Jakarta, aku mengontak beberapa temanku di Balikpapan untuk mencarikan aku hotel menginap 1 malam dikarenakan tiket yang membawaku ke Jakarta adalah pukul 06.45 Wita. Dan tidak mungkin buatku berangkat langsung dari Samarinda menuju Balikpapan pada dini hari.

Tanggal 27 Mei 2010, pukul 23.00 wita..dengan diantar teman sekantor akhirnya kuputuskan untuk menginap beberapa jam di salah satu teman yang kukenal di Balikpapan dikarenakan semua hotel over book saat itu..mungkin karena libur panjang ya..

Sahabatku, Ema menerimaku dengan baik dan berkenan dijadikan rumahnya untuk menginapku. Esok paginya pukul 05.30 wita, sahabatku mengantar sampai bandara Sepinggan. Hari masih pagi dan terlihat mendung menggantung di sudut kota.

Setelah berpamitan pada Ema, aku bergegas check in menuju salah satu counter penerbangan yang kulihat baru di buka loketnya. Aku mengantri dengan sabarnya bersama calon penumpang yang lain. Hingga tiba giliranku di depan loket, tiba-tiba salah satu staff di counter penerbangan tersebut mengatakan bahwa sheet untuk pesawat yang terbang jam 06.45 wita sudah penuh maka dengan berat hati aku di alihkan ke penerbangan berikutnya dan menunggu pesawat transit dari Makassar ..

gubraksss...aku pun panik..sempat beradu argumentasi dengan staff tersebut. Aku bilang saja bahwa aku harus terbang lagi dari Jakarta menuju Bengkulu pukul 11.00 siang. Oleh salah satu staff yang lain di janjikanlah aku masuk daftar waiting list bersama 4 penumpang lainnya yang sama-sama harus di alihkan. Tapi tetep pada akhirnya aku harus mengalah. Aku harus menunggu pesawat berikutnya yaitu di pukul 08.00 wita

Saat itu juga aku berusaha menghubungi salah satu panitia BatMus. Ya..cutiku kali ini ingin ku telusuri kota Bengkulu bersama komunitas Sahabat Museum. Namun karena hari masih terlalu pagi untuk wilayah Jakarta sehingga ketika ku telp panitia pun serba tidak diangkat hehehe...akhirnya aku pasrah dan ku sms saja panitia dan mengabarkan bahwa pesawatku terlambat hampir 1.5 jam lamanya..

Menunggu 1.5 jam lumayan membuatku mengantuk, namun untung saja 1 buku tidak pernah ketinggalan kubawa untuk membunuh kantukku dengan membaca. Jadi tak terasa 1.5 Jam menunggu akhirnya pesawat yang akan membawaku ke Jakarta tiba. Tepat pukul 08.00 Wita, aku sudah berada dalam pesawat.

Sesuai dengan jadwal dari pihak airline, pesawatku mendarat pukul 9.30 wib dengan mulus di Bandara Soekarno Hatta. Bergegas aku pun daftar ulang pada pihak panitia. Untungnya ternyata keberangkatan ke Bengkulu pun mengalami keterlambatan 1 jam. Syukurlah,..kuhabiskan waktu luangku dengan memperkenalkan diri dengan sahabat Museum yang baru bergabung juga di PTD (Plesiran Tempo Dulu) kali ini. Tapi masih terdapat juga muka-muka lama yang ku kenal.

Pukul 13.50 Wib, Pesawat yang membawa rombongan menuju Bengkulu tinggal landas meninggalkan Bandara Soetta. Beberapa sahabat yang lain ada yang terlelap dan sementara aku memilih mengobrol dengan salah satu peserta juga. Hingga tak terasa 1 jam berikutnya pesawat sudah mendekati bandara Fatmawati, Bengkulu

Peserta PTD disambut panitia kecil di Bengkulu. Pukul 16.00 wib rombongan menuju rumah dinas Bapak Walikota Bengkulu untuk di jamu makan siang. Namun karena rombongan mengalami keterlambatan yang diakibatkan jadwal pesawat yang delay akhirnya baru pukul 16.00 wib rombongan dapat menikmati santap siang dirumah Bapak Walikota.

Aku dan rombongan disambut hangat oleh Ibu Walikota, tadinya berharap Pak Walikota yang menyambut namun dikarenakan beliau harus membuka suatu acara di Benteng Marlbourough bertepatan kedatangan rombongan kerumah beliau, maka acara makan siang rombongan Batmus ditemani oleh Ibu Walikota dan pengurus ibu-ibu Dharma wanita.

Setelah makan siang menjelang sore, Rombongan bergegas menuju Benteng Marlborough. Benteng yang berada di pusat kota Bengkulu ini di bangun Inggris pada tahun 1714-1719. Dan benteng ini sempat menjadi primadona warga kota Bengkulu. Dibangun saat Joseph collet seorang Gubernur Inggris yang ketika itu memerintah wilayah Bengkulu. Benteng ini termasuk yang terkuat dan terbesar kedua yang di miliki Inggris di wilayah timur setelah benteng di Madras India.

Benteng Marlborough terletak pada posisi yang strategis, posisinya menghadap menuju Samudera Hindia. Bentengnya pun terbuat dari batu bata ukuran besar dan kecil, pasir, batu gamping yang diproses seperti semen di atas lahan seluas 44.100 m2.

Pada saat rombongan Batmus tiba di lokasi benteng, Benteng Marlborough sudah penuh warga kota Bengkulu yang hendak melihat hajatan yang diselenggarakan oleh Pemda Bengkulu. Dengan bertajuk "Bengkoeloe Riwajatmoe Doeloe", acara ini sungguh meriah. Berbagai kesenian tarian daerah dan tetabuhan mewarnai jalannya acara pembukaan yang dibuka langsung oleh Gubernur dan Walikota Bengkulu.

Aku sempat mengabadikan beberapa atraksi dan tarian daerah yang kupikir sungguh menarik dan kelak ku bercerita kepada anak-anakku betapa kayanya keaneka ragaman budaya Indonesia.

Hari mulai senja ketika rombongan memutuskan untuk check in menuju hotel yang telah disediakan oleh panitia. Tak dinyana, hotel yang kutempati ternyata bersebelahan dengan kantor cabang Pandulogistic, kantor lamaku heheh. Terbersit hati ingin mampir sejenak tapi melihat gerbangnya sudah terkunci rapat, aku pun urung mampir dan langsung menuju hotel untuk beristirahat, mandi-mandi dan shalat.

Malam harinya pukul 19.30 wib, rupanya rombongan diundang bersama para undangan lainnya untuk menikmati makan malam di Benteng Marlborough bersama Walikota dan Gubernur Bengkulu. Tak lupa rombongan dan para undangan disuguhi kesenian dan tarian daerah kembali dengan tarian-tarian yang berbeda.

Aku bersama teman sekamarku, Mba Maya dan Mba Galuh bergegas mengabadikan bangunan-bangunan benteng Marlborough di malam hari. Bangunannya lumayan rada spoky, tapi justru hal itu sangat unik dan bener-bener mengandung unsur jadul sekali...

Selesai makan malam, aku bergabung dengan sahabat Museum yang lain buat pintong (pindah tongkrongan). Sayang donk kalau sudah berada di kota orang tapi tidak sempat menyusuri kotanya di malam hari. Dan pintong kali ini sebanyak 30 orang berhasil dikumpulkan malam itu..

Aku puas-puasin jepret sana jepret sini dengan kamera saku ku. Meski hanya sebuah kamera saku tapi yang terpenting adalah bagaimana aku mengabadikan moment ini yang pastinya belum tentu aku dapat kembali kekota kecil ini.

Puas menikmati udara malam kota Bengkulu, aku pun kembali ke hotel dan melepas penatku untuk melanjutkan hari kedua ku menikmati kota Bengkulu dan sekitarnya..

Ceritanya disambung besok lagi ya...

Bengkulu, 28 Mei 2010
00.30 WIB (Waktu Indonesia Bagian Bengkulu)







Rabu, 26 Mei 2010

Bahagiaku, kebahagiaannya...


Ketika untuk pertama kalinya aku kembali ke kota Hujan setelah 3 bulan lamanya berada di Kota Tepian, Samarinda. Kerinduanku pada Kakak dan adik (kedua anakku ) tak tertahankan. pukul 19.20 wib pesawat Lion yang kutumpangi mendarat di Bandara Soekarno Hatta. setelah mengambil bagasi aku bergegas keluar dan kutemui sosok Ibu, adikku dan Teh Wiwin yang telah 1 jam menantiku di pintu keluar.

Teh Wiwin segera menyongsong Mahara untuk digendongnya..Yah..Mahara sudah menjadi bagian dari kehidupan keluarga kecil Teh Wiwin. Buatku Teh Wiwin sudah seperti Mama angkatnya.

Kami pun bergegas menuju Bis Damri yang membawaku kembali menikmati kemacetan dan gemerlapnya kota Jakarta diperjalanan sebelum tiba di Bogor.

Dering sms bolak balik terdengar dalam perjalanan. Habib sms terus menanyakan keadaanku. apakah sudah mendarat, terus kenapa lama sampai rumahnya..belum lagi kalimat-kalimat smsnya selalu bilang kangen dengan Mahara, si adik bungsu yang sangat di sayanginya. Kubalas sms Abie dengan menelponnya. Menyabarkan dan menenangkan hatinya bahwa aku sedang dalam perjalanan. Kalau sudah begini, aku seperti merasa hidupku sangat berarti bagi anak-anakku. Merasa bahwa adanya keterbatasan dan kemampuanku ternyata berarti sangat besar buat buah hatiku.

Padahal sering kali aku merasa gagal, sering kali aku merasa menjadi manusia yang aneh. yang seolah-olah hanya aku yang mendapat ujian seberat ini...tapi pengertian dari anak-anakku lah telah menyadarkan diriku.

Tak Terasa Bis Damri sudah tiba dipelataran parkir samping Botani Square. Mahara masih tetap dalam gendongannya Teh Wiwin. Teh Wiwin enggan berpindah gendongan meski adikku memaksakan ingin menggendong Mahara juga. Aku pun membiarkan Teh Wiwin memberikan kasih sayangnya pada Mahara. Aku mengerti sekali betapa Mahara ternyata sudah menjadi bagian kehidupannya juga.
Aku tak ingin menyalahkan takdirku, dan Mahara telah membawa kehidupanku yang berbeda. Memberiku banyak arti sabar, ikhlas dan merelakan kebahagiaanku demi orang lain. Karena disini aku telah memiliki kebahagiaanku sendiri bersama malaikat-malaikat kecilku...

Aku menuju counter J-Co. aku ingin membelikan donat buat Habib dan Sya-sya. karena kutahu mereka begitu menyukainya. Selesai membelikan donat aku bergegas mencarter taksi yang kebetulan terparkir di parkiran Botani Square.
Kulihat jam di hp ku sudah menunjukkan pukul 23.15 wib.. ah, pasti kakak dan adik dah tertidur lelap dalam mimpinya, bathinku..

Dalam setengah jam saja taksi sudah sampai didepan rumah...aku pun turun dan terlihat Mahara sudah terlelap kelelahan di dalam pelukan Teh Wiwin, mama angkatnya.
setelah membayar ongkos taksi, ku buka gerbang perlahan agar tidak membangunkan anak-anakku. Akan tetapi ternyata suara tawa anak-anakku masih terdengar dari dalam rumah...waduh ternyata mereka begadang menungguku tiba dirumah

"Assalamu alaikum "

"Waalaikum salam " mereka menjawab kompak dari dalam dan terdengar berebutan membukakan pintu

Benar saja,...ternyata mereka langsung menubrukku...sang kakak memelukku sambil terisak-isak seolah-olah aku ngga pernah bertemu mereka selama bertahun-tahun. Dan Adik pun ngga mau kalah...di ciuminya pipiku dengan gemas..
ah saat itu aku terharu..tenggorokanku tercekat...Ya Tuhan,..betapa berdosanya aku meninggalkan mereka untuk memperjuangkan hidup mereka saat ini..kupeluk mereka satu persatu...kuciumi mereka dengan kebiasaanku yang mencium mereka di kening, pipi kanan dan kiri dan ubun-ubunnya.

Ya Tuhan...dalam 3 bulan saja aku seperti asing melihat kakak dan adik..ah mereka sudah besar. Si sulung yang masih dalam ingatanku dan fhoto-fhoto di FB seperti nampak anak kecil nyatanya setelah aku bertemu sudah menjadi seorang gadis yang cantik. dan tingginya itu ngga nahan..sudah melebihi postur tubuhku...dan sang adik yang kupikir masih seorang pria kecil yang polos nyata-nyatanya sudah menjadi figur yang berbeda.

Setelah acara cipika cipiki, si sulung tiba-tiba masuk kedalam kamar dan membawa sepiring agar-agar merah jambu.
"Buat Mama yang cantik,...aku buat sendiri lho Ma.." serunya sambil menyodorkan sepiring agar-agar. Aku merasa surprise dan tersanjung diperlakukan oleh anakku.

"Mama,...aku juga buat ini untuk mama...!" Ngga disangka Abie yang kupikir masih sangat manja padaku, juga menyodorkan sepiring bakso goreng dan sosis goreng yang ditujukan semuanya untukku..Ternyata, mereka sudah kasak kusuk susah payah memasak dari sore sambil menunggu kedatanganku..

Ya Tuhan...saat itu aku ingin menangis sejadi-jadinya...Tuhan mengirimkan anak-anak yang sempurna untuk menyempurnakan kehidupanku menjadi lebih indah menikmati hari-hari tuaku nanti...

Aku memeluk kedua anakku dengan benar-benar terharu. Tapi tidak ingin kukeluarkan air mata ini di depan mereka. Karena aku tahu mereka tidak suka melihat aku menangis di hadapan mereka...

"Mama bangga punya kalian sebagai anak-anak mama yang tegar dan mandiri" suaraku benar-benar tercekat di tenggorokan.

Ibuku hanya berkaca-kaca melihat kebersamaanku bersama anak-anak. Akhirnya aku dan kedua anakku benar-benar begadang sampai jam 3 pagi. Kakak dan adik berebutan pingin tidur bersamaku. Dan Mahara tidur bersama Mama Wiwin.
Tapi jangankan tidur buat memejamkan mata saja tidak bisa. Aku sibuk mendengarkan kisah-kisah anak-anakku yang berebut ingin bercerita padaku.
Ah benar-benar moment yang tidak mungkin kulupakan ketika kureguk kembali kebahagiaan bersama anak-anak tercintaku.

Ku abadikan pemberian mereka sepiring Agar-agar dan bakso sosis goreng buatan anakku dalam kamera pocketku. Agar kelak ketika mereka dewasa nanti, ku masih berbagi cerita kebahagiaanku mengenang kehidupan masa kecil mereka bersamaku

Palayu, 080510
04.15 wib