Rabu, 11 Agustus 2010

Menggapai Bintang

Malam itu, tanggal 01 Agustus 2010 adalah jadwal pengumuman pemenang lomba fhoto balita yang diadakan salah Event Organizer area Kalimantan Timur. Acaranya sendiri di umumkan pada malam hari di sebuah hotel berbintang 5 di Samarinda.

Sejak dari sore aku sudah mendandani Mahara, dan sesekali kuajak bercanda dan ia begitu riangnya seolah Mahara tahu kalau malam ini aku akan membawanya jalan kembali. Ah, Mahara ini ngga kenal lelah kali ya..padahal sehari sebelumnya baru kembali dari Pulau Jawa menengok sang Kakak..sekarang bahkan dah kegirangan begitu ku kenakan baju baru di badannya.

Seperti biasa, aku hanya berdua dengan Maharani menuju acara lomba. Semula teman kantorku bersedia mengantarkan, namun karena kendaraan masih berada di lokasi dan sedang adanya loading coal mau tidak mau aku melarang temanku untuk tidak mengantar.

Aku bisa minta tolong tukang ojek langganan yang berada di komplek perumahan aku tinggal, pikirku. Akhirnya dengan diantar Pak Iwan, pria setengah baya yang biasanya menjadi langgananku kemudian mengantar Aku dan Maharani ke Swissbelhotel Borneo yang berada di pusat kota Samarinda.

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 waktu Indonesia bagian tengah ketika aku tiba di lokasi. Acaranya pun belum dimulai..menurut panitia, acaranya baru dimulai pada pukul 20.00 nanti..aku pun mencari tempat duduk untuk kenyamananku menyaksikan acara.

Saat mencari tempat duduk itulah aku bertemu kembali dengan Mama Nayoga, orang tua salah satu peserta di acara lomba fhoto sebelumnya. Dan Mama Nayoga rupanya mengikutsertakan kakaknya Nayo untuk acara lomba fhoto model anak-anak.

ah senangnya berjumpa kembali dengan Ibu dua anak ini, Mama Nayo inilah yang memberi tahu aku ketika Maharaniku juara ketiga di acara lomba fhoto sebulan sebelumnya..kami saling mengobrol akhirnya..dan berjanji saling memberikan informasi lomba jika memang diadakan lomba fhoto lagi di Samarinda...

Di acara itu pun aku bertemu kembali dengan Karin...seorang gadis mungil berusia 4 tahun yang begitu atraktif dengan kamera. Aku pernah bertemu Karin di suatu studio di Samarinda ketika aku juga melakukan pemotretan untuk Mahara. Karin, anak yang patut ku acungi jempol. Ia belajar otodidak bergaya di depan kamera. Dengan wajahnya yang mungil dan tirus disertai lesung pipi di sebelah kiri menampilkan sosoknya bak foto model cilik.

Aku menebak, pastinya Karin akan menjuarai di acara lomba fhoto ini. Aku pun akhirnya mengobrol juga dengan Mama Karin. Seperti biasa kami juga akhirnya tukar menukar no Hp untuk kelak saling memberikan informasi. Maklum, kota Samarinda ini tak sebesar Jakarta. Kota ini meski termasuk ibukotanya Kalimantan Timur tapi tidak se-glamour kota Metropolitan Jakarta.

Pukul 20.00 Witeng, Acara dimulai, acara di isi dengan parade fhoto model yang menampilkan keindahan pesona batik dalam gaun pesta. Cakep-cakep sih..apalagi ada peserta anak-anak juga..mereka tampil dengan gemerlapnya dan segala keunikan dandanan mereka...salut aku liatnya..kok anak-anak itu betah ya dengan make up yang terkesan di paksakan untuk anak seusia mereka...

Untungnya Mahara hanya ku ikutkan lomba fhoto..itu pun fhotonya sudah dilakukan sebelumnya di studio. Dan setiap aku membawa Mahara fhoto, tidak pernah kudandani dengan bedak-bedak atau blush on dimukanya...aku suka dengan wajahnya Maharani yang alami dan membiarkan ekspresi kanak-kanaknya muncul...

Sepertinya hal yang biasa dilakukan setiap mengikuti acara lomba fhoto di Samarinda ini ya. Panitia mewajibkan peserta lomba fhoto tetap naik ke atas panggung untuk berparade. waduh, ngga kebayang olehku harus berlenggak lenggok menemani Mahara di atas panggung...hihihi..tapi ya karena diwajibkan mau tidak mau deh naiknya juga akhirnya..

Mahara dengan sigapnya menarik tanganku menaiki tangga dan bolak balik dia berekspresi kegirangan mengikuti irama musik yang hip hop..Aku kewalahan mengikuti laju larinya Mahara diatas panggung..akhirnya kubiarkan ia sendiri berjalan ketengah-tengah mendekati juri. Rupanya saat itulah penjurian mulai. Penilaian pemenang tidak di lihat dari fhoto yang diterima oleh Juri. Tapi diperlukan juga ekpresi dari masing-masing peserta ketika berada di atas pentas..

Hanya 5 menit waktu yang diberikan panitia untuk peserta lomba berparade di atas panggung, aku pun bergegas membawa Mahara turun. Tapi Mahara menolak dan berlari lagi keatas panggung. Oleh MC akhirnya dibawa ikut juga menemani mba MC nya cuap-cuap di panggung sementara aku dibibir panggung hanya bisa senyum kecil menyaksikannya...

selang 2 jam pengumuman, hasil lomba di umumkan. Maharani sudah tertidur dengan lelapnya. Semula aku bergegas ingin segera pulang karena sudah terlalu malam untuk Mahara. Lagi-lagi Mama Nayo melarangku..Dia bilang.."Ayo Mama Sheva, ditunggu aja, siapa tahu kali ini Sheva juara 1"

Mama Karin pun ikut mensupportku;"Iya mama Sheva, kliatan kok Sheva pasti dapat juara. Muka Sheva mengingatkan saya akan Karin ketika usia Sheva. Lucu dan menggemaskan" jawabnya sambil mencubit pipi Mahara.

Aku pun akhirnya menunggu hasil pengumuman. Menang atau tidak bukan tujuan aku membawa Mahara mengikuti lomba-lomba seperti ini. Aku ingin Maharani lebih percaya diri dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sama halnya ketika aku memotivasi anak-anakku yang lain.

Dengan terkantuk-kantuk dan sambil menggendong Maharani aku pun duduk kembali ke tempatku. Tidak lama hasil lomba di umumkan dengan dibacakannya juara 3 terlebih dahulu untuk kategori Lomba Fhoto Balita Diva dan Divo tahun 2010 kategori Best Action...

Sayup-sayup kudengar suara MC menyebut dan memanggil Nasheva Maharani..aku bukannya kegirangan malah bengong dan kutanya Mama Nayoga yang duduk disebelahku

"Mama Nayo..itu bener ya tadi nama Sheva dipanggil ?"
"iya Mama Sheva..tuh kan apa kata saya bilang, Sheva juara tuh"
"Masa sih" itu jawaban pertama ku yang keluar dari mulutku
"iya mama Sheva...Sheva juara 1 kategori Best Action kok"

hihihi aku cuma nyengir aja..bingung meng-ekspresikan kemenangan ini. Secara aku cuma berdua dengan Mahara. Dan Mahara masih dalam buaianku. Tidak adak teriakan yang keluar dari mulutku...hanya "alhamdulillah" yang bisa kupanjatkan pada sang Pencipta.

Saat menerima Piala kemenangan pun aku masih tidak percaya Maharani juara 1..dan syndrome demam panggung pun mulai nyebar. Perut mules-mules dan telapak tangan pada dingin...hihihi..nervous dah pasti hahaha..maklum emak-emak yang rada kuper idupnya ketika masih kecil dulu...ngga pernah mendapatkan kejuaraan apapun hehehe..
Makanya beberapa kali Mahara ikut lomba ngga pernah hadir jika hasil pengumumannya diumumkan hihihi..khawatir syndrome ini kelamaan bersarang wekekekek.

Malam itu kelelahan pun terbayarkan..aku tetap memilih pulang bersama tukang ojek ketimbang menerima tawaran Mama Nayo yang hendak mengantarkanku kembali ke rum
ahku di Samarinda Sebrang, Karena selalu aku berprinsip tidak ingin menyusahkan orang lain selama aku masih mampu melakukan semua.

Oh ya Nayoga pun mendapat juara pertama untuk kategori Fhoto model anak-Pria dan Karin mendapat Juara Umum alias mendapat gelar Diva Cilik of The Year 2010..

Setidaknya keberadaanku diSamarinda ini aku masih bisa membagi waktu aku mengantar Mahara di event-event lomba dan bisa membagi waktu antara pekerjaan serta menjadi Ibu rumah tangga biasa.

Meski ada kepedihan karena aku tidak sempat mengabadikan moment berharganya Mahara ini melalui kamera saku yang biasanya kubawa...tapi Mahara telah kembali membuatku bangga memilikinya...Terima kasih ya Allah...Terima kasih Bintang kecilku...Muach..muach...

Kledang Mas Baru, 010810
00.30 witeng

Pangeran kecil..

Perjalanan melelahkan Balikpapan - Samarinda kutempuh dalam waktu 3 jam selepas kepulanganku dari Bogor menengok dan mengurusi kebutuhan Habib putra keduaku yang terkena DBD untuk kedua kalinya.Yang terpaksa membutuhkan perawatan dan penanganan dirumah sakit akibat penyakit yang di deritanya..

Mahara seperti biasa jika berada di kampung halamannya di kota Hujan sudah banyak yang antre-antre buat menerima dengan tangan terbuka kehadirannya..ya selama berada di Bogor, Mama Wiwin bersedia dijadikan mama keduanya sementara aku sibuk menjaga Habib di rumah sakit. Sementara ada si sulung juga yang harus ku kontrol pelajaran sekolahnya. Apalagi Kak Ersya juga begitu manjanya melihat kehadiranku. Bahkan ia rela tiap hari menginap dirumah sakit asal bertemu aku dan menemani sang adik..

ah, tapi aku tidak ingin Ersya lelah karena ikut menjaga adiknya..jadi hanya 2 hari saja kuperkenankan ia bertugas berjaga bersamaku di rumah sakit. Seminggu dirumah sakit banyak kejadian unik, entah itu perasaan yang membuatku terharu biru ketika menyaksikan seorang ayah muda yang sedang mengadzankan putri sulungnya sambil berlinang airmata..serasa teringat 2 anakku hanya aku yang meng-adzankan mereka dikarenakan sang papa sedang bertugas di luar jawa ketika itu..
Hari-hariku di rumah sakit memberi pemahaman banyak buatku. setidaknya saat itulah aku merasa dekat dengan ketiga anak-anakku. Aku membutuhkan mereka disaat ketegaranku di bawah nol dan ada semangat mereka yang membangkitkan jiwaku bahwasanya mereka butuh aku untuk mendampingi mereka kelak menuju mimpi mimpi mereka.

Saat menjaga Habib, ada hal lucu sekali setiap kuberi sesendok sari kurma buat menambah trombositnya...selalu ia berceloteh :"Maaaaa...abie ngga suka sari kurma...itu kecap ma bukan sari kurmaaaa" atau setiap suhu badannya di cek melalui termometer oleh suster jaga yang menaruh termometer tersebut diketiaknya, maka begitu suster perawatnya keluar ruangan Habib buru-buru mencabut termometernya..

ketika ketahuan olehku, kutanya alasannya

"pssstttt...ma..biar perawatnya ngira panas Abie dah turun ma...abis Abie ngga mau dikasih obat mulu..dan harus tiap hari di ambil darahnya...sakit Ma.." jawab Habib dengan cueknya..

oalah Naks..jadi itu ya alasannya kamu mencabut termometer..bahkan pernah sekali kulihat ia malah mencelupkan termometernya ke air..hihihi..
"padahal ngga ngaruh juga kali Bie...kalau badan panas kamu tetap tinggi tetep perawatnya tahu kalau Habib demam," kataku. Habib cuma nyengir-nyengir kuda mendengar jawabanku...meski sakit tetep aja kejahilannya kumat..

8 hari aku menemani Habib dirumah sakit hingga kesembuhannya membuatku semangat kembali bertugas ke Kalimantan. Setidaknya aku agak merasa lega hati begitu Habib bisa keluar dari rumah sakit. Lelah berhari-hari menjaganya terbayarkan dengan melihat senyum riangnya meninggalkan rumah sakit.

Meski masih pucat, ia tampak riang dan Habib bilang "Mama, kapan balik kekalimantan lagi ?"
"Nanti, kalau Habib benar-benar sudah sehat ya"
"Abie dah sehat kok Ma..kalau besok Mama mau pulang kesana..pulang aja..Abie ngga papa kok..Abie kan tahu Mama Kerja buat ngumpulin uang untuk biaya Habib dan kakak sekolah ya"

deggg....hmmm...rasaku galau ketika Abie dengan entengnya bicara seperti itu..Aku hanya tercekat dan mengangguk pelan...
pengertian Habib padaku luar biasa. Di pra remaja ia mampu meng-ekspresikan perasaan hatinya dengan kedewasaan yang ia tampilkan di depanku...

Ya Rabb,..terima kasih Engkau titipkan pangeran kecil ini untuk mengingatkanku, menyentil keegoisanku dengan celoteh-celotehnya

Habib dan Kak Nadia...terima kasih kalian telah menjadikan Mama lebih berarti di kehidupan mama...

Samarinda Sebrang, 310710
01.05