Rabu, 11 Agustus 2010

Pangeran kecil..

Perjalanan melelahkan Balikpapan - Samarinda kutempuh dalam waktu 3 jam selepas kepulanganku dari Bogor menengok dan mengurusi kebutuhan Habib putra keduaku yang terkena DBD untuk kedua kalinya.Yang terpaksa membutuhkan perawatan dan penanganan dirumah sakit akibat penyakit yang di deritanya..

Mahara seperti biasa jika berada di kampung halamannya di kota Hujan sudah banyak yang antre-antre buat menerima dengan tangan terbuka kehadirannya..ya selama berada di Bogor, Mama Wiwin bersedia dijadikan mama keduanya sementara aku sibuk menjaga Habib di rumah sakit. Sementara ada si sulung juga yang harus ku kontrol pelajaran sekolahnya. Apalagi Kak Ersya juga begitu manjanya melihat kehadiranku. Bahkan ia rela tiap hari menginap dirumah sakit asal bertemu aku dan menemani sang adik..

ah, tapi aku tidak ingin Ersya lelah karena ikut menjaga adiknya..jadi hanya 2 hari saja kuperkenankan ia bertugas berjaga bersamaku di rumah sakit. Seminggu dirumah sakit banyak kejadian unik, entah itu perasaan yang membuatku terharu biru ketika menyaksikan seorang ayah muda yang sedang mengadzankan putri sulungnya sambil berlinang airmata..serasa teringat 2 anakku hanya aku yang meng-adzankan mereka dikarenakan sang papa sedang bertugas di luar jawa ketika itu..
Hari-hariku di rumah sakit memberi pemahaman banyak buatku. setidaknya saat itulah aku merasa dekat dengan ketiga anak-anakku. Aku membutuhkan mereka disaat ketegaranku di bawah nol dan ada semangat mereka yang membangkitkan jiwaku bahwasanya mereka butuh aku untuk mendampingi mereka kelak menuju mimpi mimpi mereka.

Saat menjaga Habib, ada hal lucu sekali setiap kuberi sesendok sari kurma buat menambah trombositnya...selalu ia berceloteh :"Maaaaa...abie ngga suka sari kurma...itu kecap ma bukan sari kurmaaaa" atau setiap suhu badannya di cek melalui termometer oleh suster jaga yang menaruh termometer tersebut diketiaknya, maka begitu suster perawatnya keluar ruangan Habib buru-buru mencabut termometernya..

ketika ketahuan olehku, kutanya alasannya

"pssstttt...ma..biar perawatnya ngira panas Abie dah turun ma...abis Abie ngga mau dikasih obat mulu..dan harus tiap hari di ambil darahnya...sakit Ma.." jawab Habib dengan cueknya..

oalah Naks..jadi itu ya alasannya kamu mencabut termometer..bahkan pernah sekali kulihat ia malah mencelupkan termometernya ke air..hihihi..
"padahal ngga ngaruh juga kali Bie...kalau badan panas kamu tetap tinggi tetep perawatnya tahu kalau Habib demam," kataku. Habib cuma nyengir-nyengir kuda mendengar jawabanku...meski sakit tetep aja kejahilannya kumat..

8 hari aku menemani Habib dirumah sakit hingga kesembuhannya membuatku semangat kembali bertugas ke Kalimantan. Setidaknya aku agak merasa lega hati begitu Habib bisa keluar dari rumah sakit. Lelah berhari-hari menjaganya terbayarkan dengan melihat senyum riangnya meninggalkan rumah sakit.

Meski masih pucat, ia tampak riang dan Habib bilang "Mama, kapan balik kekalimantan lagi ?"
"Nanti, kalau Habib benar-benar sudah sehat ya"
"Abie dah sehat kok Ma..kalau besok Mama mau pulang kesana..pulang aja..Abie ngga papa kok..Abie kan tahu Mama Kerja buat ngumpulin uang untuk biaya Habib dan kakak sekolah ya"

deggg....hmmm...rasaku galau ketika Abie dengan entengnya bicara seperti itu..Aku hanya tercekat dan mengangguk pelan...
pengertian Habib padaku luar biasa. Di pra remaja ia mampu meng-ekspresikan perasaan hatinya dengan kedewasaan yang ia tampilkan di depanku...

Ya Rabb,..terima kasih Engkau titipkan pangeran kecil ini untuk mengingatkanku, menyentil keegoisanku dengan celoteh-celotehnya

Habib dan Kak Nadia...terima kasih kalian telah menjadikan Mama lebih berarti di kehidupan mama...

Samarinda Sebrang, 310710
01.05


Tidak ada komentar:

Posting Komentar